Dalam sesi HR Leader Talk Selasa, 6 Oktober lalu, Dr. Dr. Rachman Sjarief, Dip.-Ing., M.M., M.H. membagikan ilmu bertajuk “Menyiasati Kondisi Ekonomi dengan Peranan HR” dalam empat sub-judul:
- Situasi Politik dan Ekonomi
- Kepemimpinan dalam Krisis dan Perubahan
- Kreativitas, dan
- Aktivitas HR dalam Menyiasati Kondisi Sekarang
Di bagian pertama, ia mengajak para praktisi HR yang hadir menilik kembali krisis politik dan ekonomi di dunia, sekaligus mengingatkan para peserta betapa beruntungnya menjadi orang Indonesia, karena situasi politik dan ekonomi di Indonesia relatif aman, walaupun suasana pemilihan presiden sempat diwarnai ketegangan dari kedua belah kubu.
Beliau memberikan beberapa contoh di negara lain yang dalam kondisi serupa, suasana politik malah memperburuk keadaan dan bahkan pada contoh ekstrim terjadi penggulingan rezim dan perang saudara. “Makanya, saya bangga menjadi orang Indonesia,” ujar Dr. Rachman berulang-ulang.
Pada sesi kedua, Dr. Rachman menjelaskan bagaimana pemikiran-pemikiran para pemimpin dalam menghadapi krisis-krisis tersebut.
Dr. Rachman mengambil beberapa kutipan dari tokoh-tokoh bisnis besar di dunia, seperti Lee Iacocca yang mengatakan, “Pemimpin diciptakan, bukan dilahirkan. Pemimpin dibentuk saat menghadapi krisis,” juga Mike Z. Velarde yang mengatakan, “Kepemimpinan kreatif dan visioner ‘lahir’ saat masa krisis.”
“Salah satu kunci kepemimpinan yang sukses adalah perubahan diri secara kontinyu. Perubahan diri merupakan refleksi pertumbuhan dan pemberdayaan dari dalam,” sebuah pernyataan Robert E. Quinn yang juga dikutipnya.
Dalam sesi “Kepemimpinan dan Pemikiran Kreatif,” Dr. Rachman mengutip pernyataan Steve Jobs, “Pemikiran kreatif yang membuahkan inovasi adalah pembeda antara pemimpin dan pengikut.”
Kreativitas diarahkan oleh Dr. Rachman sebagai kunci untuk memecahkan beragam tantangan di masa sulit atau krisis.
Menurut Dr. Rachman, kreativitas didefinisikan dalam empat hal:
- Keinginan/kebutuhan untuk mengubah/mengembangkan (to improve)
- Melihat sebuah situasi/permasalahan dari sisi lain atau to think outside the box (to see differently)
- Terbuka pada berbagai gagasan bahkan yang tidak umum/aneh sekalipun (be open minded), dan
- Melihat gambaran besarnya (think big)
Dalam mendefiniskan THINK BIG, Dr. Rachman mengambil teori Ben Carson: Talent, Honest, Insight, Nice, Knowledge, dan Book, In-depth, God. Dalam sesi ini, Dr. Rachman mengajak para hadirin menganalisa gambar-gambar unik dengan melihatnya dari sisi yang berbeda atau melihat gambaran besarnya. Hadirin pun antusias menyampaikan pendapatnya dari sudut pandang masing-masing. Sesi yang sangat menghibur.
Menyimpulkan sesi itu, Dr. Rachman mengutip Edward de Bono, “Kreativitas menyangkut soal keluar dari pola yang sudah ada untuk melihat hal-hal secara berbeda,” juga Alfreda Doyle, “Untuk mampu berpikir ‘outside of the box,’ Anda harus berada ‘outside of the box.’”
Edward de Bono adalah penulis dan bisa dibilang sebagai Bapak atau Penemu Lateral Thinking. Lateral Thinking adalah konsep yang diperkenalkan Edward tahun 1967 sebagai metode memecahkan masalah melalui pendekatan tidak langsung dan kreatif, atau pendekatan yang tidak biasa; menggunakan penjelasan yang tidak semata-mata nyata dan melibatkan ide-ide yang mungkin tidak didapatkan dari pendekatan tradisional yang sifatnya logikal.
Memasuki sesi terakhir, Dr. Rachman mengajak para praktisi HR untuk melihat kembali HR Management Process yang meliputi Acquisition, Training, Appraisal, Compensation, Labor Relations, Health and Safety dan Fairness. Mind-map ini dapat dilihat pada PDF yang dapat diunduh di bagian akhir tulisan ini.
Dalam sesi terakhir, yaitu bagaimana seorang HR seharusnya menghadapi situasi yang sulit, Dr. Rachman membagi sharing ilmunya dalam beberapa bagian: Manajemen/Koordinasi, Rekrutmen, Pelatihan, Gaji/Remunerasi, Labor Union, Employee Engagement/Adjustment, Performance Appraisal, Pensiun dan Usaha Pemangkasan Biaya Lainnya.
Diskusi menjadi hangat ketika pertanyaan klasik para pelaku HR kembali mencuat, “Bagaimana meyakinkan seorang pimpinan atau CEO dalam mengambil kebijakan HR yang tepat di masa krisis?”
Tidak dapat dipungkiri, ini adalah tantangan terberat bagi para pelaku HR, terlebih tidak banyak seorang CEO yang berangkat dari disipilin ilmu HR. “Kebanyakan para CEO memang berasal dari seorang pemimpin Sales, Marketing, Finance, atau bahkan Produksi. Jarang dari HR,” jelas Dr. Rachman.
Dalam sesi ini, kembali Dr. Rachman mengingatkan peranan otak kreatif kita untuk dapat memaparkan strategi HR kepada CEO atau pemimpin perusahaan dengan tepat. Misalnya dalam memaparkan strategi HR dimulai dengan pendekatan bisnis, dan terlebih lagi apabila pihak HR juga mendapatkan dukungan dari Sales Director ataupun Marketing Director.
Sebagai pamungkas, Dr. Rachman membagikan kiat-kiat jika segala usaha sudah dilakukan namun pemecatan tak terhindarkan. Di sini, Dr. Rachman kembali mengingatkan para pelaku HR untuk selalu berpaku kepada aturan-aturan yang ada. “Sepanjang Anda melakukan semuanya sesuai aturan, maka tidak ada yang akan menghalangi usaha Anda.”
Acara yang berlangsung kurang lebih tiga jam ini berlangsung dengan sangat hangat dan informatif. Meski penjelasan Dr. Rachman terbilang lumayan panjang, namun seluruh hadirin tetap bertahan hingga akhir karena penasaran dengan penjelasan menarik nan enerjik Dr. Rachman yang juga seorang guru Merpati Putih.
Acara berlangsung dari pukul 16.00 hingga 19.00 WIB, ditutup dengan hidangan makan malam persembahan Karir.com bagi seluruh praktisi HR yang hadir dan memiliki perhatian besar pada perkembangan dunia rekrutmen Indonesia.
Sampai jumpa di HR Leader Talk berikutnya!
Unduh materi presentasi Dr. Rachman: Menyiasati Kondisi Ekonomi dengan Peranan HR.pdf
You must be logged in to post a comment.