Ada lima gaya kepemimpinan yang dapat kamu adopsi sebagai supervisor, pemimpin tim, atau manajer. Umumnya, sebagian besar pemimpin akan menyesuaikan pendekatan yang dipilih dengan situasi lingkungan kerja. Untuk menjadi pemimpin yang disukai timnya, kamu harus memahami mereka berada saat ini. Pada artikel ini, kamu dapat melihat 5 gaya kepemimpinan dalam bisnis, dan bagaimana menerapkannya untuk memimpin tim secara lebih efektif.
Contents
Mengapa Gaya Kepemimpinan Penting?
Melansir Kompas.com, Muhammad Busro dalam buku Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (2018) mendefinisikan gaya kepemimpinan sebagai suatu pola perilaku yang secara konsisten diperankan oleh pemimpin dalam rangka mempengaruhi anggota kelompok. Gaya memimpin merupakan kombinasi antara kepribadian, pengalaman hidup, cara berpikir, dan tingkat kecerdasan emosional.
Gaya kepemimpinan adalah faktor terpenting dalam menilai budaya bisnis yang baik atau buruk. Pendekatan yang efektif dalam memimpin akan mendorong bisnis menuju kesuksesan. Studi yang dipublikasi Harvard Business Review mengungkapkan bahwa bahwa pendekatan manager dalam memimpin bertanggung jawab atas 30% profitabilitas bottom-line perusahaan. Hasil ini didapatkan setelah meninjau dan menganalisis lebih dari 3.000 manajer tingkat menengah.
Macam-macam Gaya Kepemimpinan dalam Binis
Berikut adalah 5 gaya kepemimpinan yang penting diketahui para pemimpin saat berbisnis.
1. Kepemimpinan Delegatif
Gaya kepemimpinan delegatif sering disebut sebagai “laissez-faire”. Bentuk kepemimpinan ini cocok diaplikasikan untuk memimpin anggota tim yang sangat berpengalaman dan terlatih. Kepemimpinan jenis ini berfokus pada pendelegasian inisiatif kepada anggota tim.
Seorang pemimpin yang delegatif akan mendelegasikan tugas kepada anggota tim dan memberikan kebebasan kepada mereka tentang proses pengerjaan pekerjaan tersebut. Gaya memimpin ini mendorong lingkungan kerja yang santai dan akuntabilitas karyawan yang optimal.
2. Kepemimpinan Visioner
Gaya kepemimpinan visioner berfokus menyatukan anggota tim untuk bekerja menuju visi yang telah ditetapkan. Pemimpin visioner percaya diri dengan kemampuannya untuk menciptakan arah baru yang inovatif. Mereka akan menginspirasi timnya agar membangun keterlibatan yang kuat.
Jenis kepemimpinan ini cocok diterapkan untuk organisasi kecil yang tumbuh cepat. Pendekatan ini akan lebih berhasil ketika produktivitas tim jatuh dan arah baru sangat diperlukan. Meski berfokus pada tujuan perusahaan secara keseluruhan, kepemimpinan visioner dapat menyebabkan benturan kecepatan dengan operasi sehari-hari perusahaan.
3. Kepemimpinan Demokratis
Seperti gaya kepemimpinan lainnya, kepemimpinan demokratis secara aktif mendorong keterlibatan karyawan. Dalam pendekatan ini, anggota tim sangat terlibat dalam pengambilan keputusan. Keputusan akhir berada di tangan pemimpin, namun masukan dari anggota tim selalu menjadi pertimbangan. Dengan berpartisipasinya karyawan, pemimpin memiliki perspektif yang lebih beragam saat mengambil keputusan.
Pendekatan ini mengizinkan anggota tim untuk menyatakan pendapatnya. Ketika karyawan memiliki suara, itu membuat mereka merasa lebih dihargai dalam peran pekerjaan mereka. Hal ini efektif untuk menghasilkan karyawan yang produktif dan memiliki kepuasan tinggi.
4. Kepemimpinan Transaksional
“Pekerjaan adalah transaksi” adalah akar dari gaya kepemimpinan transaksional. Dengan pendekatan ini, karyawan dihargai atas pekerjaan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, pemimpin dengan pendekatan ini tidak terlibat dalam mengelola kebutuhan emosional karyawan. Sebaliknya, pendekatan ini mengantarkan pemimpin untuk berfokus pada hasil.
Pendekatan transaksional sangat cocok diaplikasikan dalam tim yang memiliki motivasi diri. Para karyawan telah memiliki peran yang sangat jelas dan mapan di tempat di kerja. Sayangnya, kurangnya hubungan emosional dengan karyawan dapat menyebabkan kepuasan kerja yang rendah. Selain itu, pemikiran kreatif karyawan menjadi terbatas karena ide-ide mereka cenderung diabaikan.
5. Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter menghadirkan sedikit otonomi dalam tim. Para pemimpin otokratis akan mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan anggota tim lainnya. Pendapat karyawan menjadi kurang penting, tetapi kepatuhan karyawan terhadap setiap keputusan yang ditetapkan.
Pengambilan keputusan secara mandiri yang dilakukan pemimpin dapat mengurangi stres anggota karyawan lainnya. Sebaliknya, tanggung jawab pengambilan keputusan yang terpusat di pemimpin cenderung membawa stres itu ke arah pemimpin. Kekurangan lain dari gaya kepemimpinan ini adalah kurangnya keterlibatan karyawan. Bahkan kepuasan kerja yang rendah juga menyebabkan tingkat pergantian staf yang tinggi.
Itulah 5 gaya kepemimpinan yang dapat kamu terapkan dalam tim. Tentukan pendekatan mana yang paling tepat untuk diaplikasikan dalam tim. Untuk menemukan lowongan kerja terbaru, kunjungi situs Karir.com dan daftar akun dengan mudah.