Penelitian membuktikan bahwa beberapa orang dapat bertahan dalam situasi pekerjaan yang tidak menyenangkan sekalipun. Bukan berarti orang-orang ini bahagia dengan kondisi tersebut, namun lebih karena mereka berhasil menciptakan makna.
Dalam hal ini, ‘menemukan makna’ adalah istilah yang kurang tepat; tidak sama seperti menemukan uang secara tidak sengaja, namun lebih seperti membuat kerajinan dari keramik. Kita perlu menciptakan makna pekerjaan dan hidup, dan proses ini membutuhkan keterampilan dan latihan, bukan hanya sekedar keberuntungan.
Lebih Kreatif, Lebih Ulet, Mengangkat Martabat Perusahaan
Seseorang yang telah menciptakan makna dalam pekerjaannya cenderung bekerja lebih keras, lebih kreatif, lebih ulet, mengangkat martabat perusahaan di mata pasar. Ketika seseorang mampu memaknai pekerjaannya, mereka juga memberi keuntungan pada perusahaan; sebuah kerangka berpikir yang tidak bisa tidak diacuhkan begitu saja oleh para pemimpin.
Meski data untuk mendukung pernyataan ini lebih banyak terpapar secara tidak langsung, beberapa poin yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
- Lebih dari periode 10 tahun (1998 hingga 2008) “perusahaan-perusahaan terbaik” memiliki apresiasi saham 6,8%, dibanding perusahaan-perusahaan sedang yang hanya 1,0%.
- Angka kematian pasien di 61 rumah sakit di Inggris menurun 7% setelah menerapkan investasi kesehatan bagi karyawan.
- Hanya 13% karyawan yang tidak peduli pada nasib perusahaan yang merekomendasikan produk atau jasa perusahaan, dibanding dengan 78% karyawan yang peduli.
- Peluang keberhasilan IPO (Initial Public Offering) meningkat dari 60 menjadi 79% saat perusahaan berinvestasi untuk karyawan.
- Karyawan-karyawan yang tidak peduli pada perusahaan berpeluang sepuluh kali lebih besar mengatakan akan meninggalkan perusahaan dalam kurun waktu satu tahun.
Investasi Kesejahteraan Karyawan = Investasi Laba Perusahaan
Contoh-contoh di atas mendukung kesimpulan bahwa saat perusahaan berinvestasi pada kesejahteraan karyawan, secara otomatis mereka juga berinvestasi pada laba perusahaan.
Tapi apa hubungan antara pengeluaran yang digunakan untuk keperluan karyawan dan laba yang didapat? Haruskah perusahaan mengambil paket asuransi kesehatan yang lebih baik? Fasilitas kesehatan anak? Bonus berlayar bagi karyawan berprestasi? Tempat penitipan hewan peliharaan di kantor?
Meski hal-hal di atas bisa saja berarti bagi satu atau dua karyawan, Dave percaya bahwa para pemimpin dapat menentukan bagaimana cara memotivasi dan membina hubungan baik dengan karyawannya dengan mempertimbangkan pertanyaan seputar makna.
Memaknai Situasi yang Tidak Mengenakkan
Kapan Anda menemukan makna dari apa yang Anda kerjaan dalam pekerjaan? Bahkan dalam situasi yang tidak mengenakkan sekalipun, seseorang dapat melihat pengalaman itu dengan penuh makna jika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut, menghubungkan mereka dengan orang-orang yang mereka cintai, meningkatkan jiwa kompetensi, atau mendapatkan suasana kondusif untuk membangun ide.
Dari apa yang kita ketahui tentang cara kerja otak manusia, kemampuan menciptakan makna meningkat berkat tantangan (menyelesaikan masalah yang tidak terlalu sulit namun tidak terlalu mudah), rasa aman (karena pertemanan, keadilan, dan harga diri), otonomi (terstruktur namun bukan mikro manajemen), dan mungkin yang paling penting, belajar dari para pencipta makna yang sudah berpengalaman.
Dengan kata lain, kita belajar menciptakan makna dengan cara umumnya kita belajar; dengan melihat dan mendengarkan orang lain yang sudah berhasil melakukannya dengan baik.
Diperlukan peran seorang pemimpin. Pemimpin-pemimpin yang menciptakan visi yang mengena di hati setiap orang, yang membagikan cerita yang membantu setiap individu berdamai dengan masa lalunya dan melihat ke depan, juga memahami hasrat dan nilai unik setiap individu, “menyentuh” hatinya, juga kepala dan tangannya.
Bagaimana membantu karyawan menciptakan makna pekerjaannya? Simak terus artikel Dave Ulrich di Blog Karir.com.
(Diterjemahkan dan sedikit disederhanakan dari tulisan Dave & Wendy Ulrich “Got Meaning? Seven Meaning Drivers to Leverage at Work” kepada Karir.com)
You must be logged in to post a comment.