Menjadi seorang leader atau pemimpin memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Tetapi bagaimana jika pemimpin tersebut justru yang membuat kondisi kerja tidak nyaman?
Istilah Toxic Leaders memang bukan sebuah hal yang baru dalam dunia kerja. Mereka sudah hadir sejak dulu dan memang sulit dihindari karena setiap organisasi pasti memiliki pemimpin tipe ini.
Nah, apa sebenarnya Toxic Leaders dan bagaimana cara menghadapinya? Simak di artikel berikut ini.
Contents
Ciri-Ciri Toxic Leadership
Istilah Toxic Leadership merujuk kepada sebuah proses dimana pemimpin, melalui sikap atau perilaku mereka, menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap pengikut, organisasi dan lingkungan kerja. Dalam jangka lama proses ini bisa menimbulkan hasil yang tidak produktif terhadap perusahaan dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi seluruh bagian tim yang terlibat di dalamnya.
Ada beberapa ciri dari Toxic Leadership yang sering kita jumpai dalam sebuah organisasi. Ciri-ciri tersebut diantaranya :
- Otokratis : Pemimpin cenderung lebih memilih menggunakan kekuasaan dan kekuatannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam prosesnya, kegiatan komunikasi antar lini tidak bisa terjalin baik dan cenderung bersifat ‘up-bottom’.
- Narsistik : Pemimpin cenderung lebih berfokus kepada kepentingan dan pencapaian yang bersifat personal. Mereka akan selalu berusaha untuk mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar hanya untuk terlihat lebih baik tanpa memperhatikan kemampuan dari tim yang dipimpinnya.
- Manipulatif : Sikap ini ditunjukkan dengan menyalahgunakan posisi, sistem organisasi dan juga hubungan yang dimiliki untuk mencapai keuntungan pribadi. Mereka cenderung menutupi berbagai hal yang seharusnya diketahui oleh anggota lainnya di dalam tim.
- Intimidasi : Pemimpin cenderung untuk melakukan intimidasi kepada anggotanya melalui kekuasaan yang dimilikinya. Hal ini akan berujung berhentinya proses komunikasi seperti memberikan pendapat karena ketakutan untuk dianggap tidak mampu atau konyol.
- Terlalu Kompetitif : Kebutuhan mereka untuk terlihat penting dilakukan dengan melakukan banyak kompetisi tidak penting terutama dengan bawahannya. Mereka cenderung berusaha untuk memenangkan berbagai macam hal walaupun harus bersikap curang.
- Melakukan Diskriminasi : Pemimpin tipe ini lebih senang dikelilingi oleh orang-orang yang bertipe sama dan memberikan apa yang ingin mereka dengar. Dengan melakukan hal ini bisa terjadi bias antara apa yang ingin dihasilkan dengan kenyataan yang terjadi dilapangan.
Sikap-sikap tersebut merupakan sebuah ciri dari seorang Toxic Leader yang mungkin sering kita temui di tempat kerja atau organisasi kita sendiri. Tentunya setiap pemimpin memiliki karakteristiknya masing-masing, tetapi bila sikap-sikap tadi sudah terlalu dominan berarti kita menghadapi pimpinan yang memiliki kecenderungan ‘beracun’ yang sangat tinggi.
Baca Juga : Miliki Sifat Ini Jika Ingin menjadi Pemimpin
Bagaimana Cara Menghadapinya?
Harus kita akui menemukan pemimpin yang benar-benar ideal memang sangat sulit dan setiap pemimpin memiliki karakternya masing-masing. Tetapi menghadapi seorang Toxic Leader adalah sebuah hal yang sangat sulit dan cukup menyita energi saat bekerja. Lalu, bagaimana sebaiknya Anda bersikap jika menghadapi tipe pemimpin seperti ini?
Pertama, tetaplah profesional. Jangan jadikan pimpinan Anda sebagai alasan untuk tidak melakukan yang terbaik dalam bekerja. Memang sulit, tapi ingat bahwa reputasi Anda juga dipertaruhkan sebagai seorang profesional.
Kedua, cari jalan keluar. Bila bekerja menjadi semakin melelahkan dan mulai tanpa hasil, tidak ada salahnya untuk mencari peluang karir di kantor lain. Tetapi tidak menutup kemungkinan Anda tetap bertemu dengan pimpinan seperti ini.
Oleh karena itu, bila Anda memang mencari peluang lain dari kantor Anda saat ini, janganlah berfokus kepada materi semata. Cobalah untuk menggali informasi mengenai budaya perusahaan dan juga pimpinan langsung yang harus Anda hadapi.
Sharing yang sangat bagus sekali dan saya sendiri saat ini sedang mengalami hal yang sama.
Keputusan yang saya ambil adalah focus dengan apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab saya, Apa lagi saya sdg masuk mpp, jadi tahan2 saja. jika saya mengambil keputusan mencari peluang di luar maka saya akan kehilangan hak2 kary saat pensiun.
Kedua Setiap hari mencari kesibukan yang menyenangkan. Tujuan Hidup Sukses dan Bahagia…
Kira2 demikian…. Salam bahagia š